
Fakta: Kimia Farma Terancam Tutup Pabrik dan PHK Karyawan
Beredar informasi di TikTok yang menyebutkan Kimia Farma terancam tutup pabrik dan PHK karyawannya dengan kerugian Rp 1,8 triliun. Informasi tersebut beredar di TikTok pada 28 Juni 2024 dengan keterangan “Kimia Farma menghadapi ancaman penutupan pabrik dan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan akibat dugaan pelanggaran integritas penyediaan data di anak usaha mereka, Kimia Farma Apotek. Kasus ini muncul bersamaan dengan kerugian besar yang dibukukan tahun ini, mencapai Rp 1,8 triliun. Situasi ini juga menyebabkan penghentian David Utama sebagai Direktur Utama, digantikan oleh Djagad Prakasa Dwialam. Kimia Farma berencana menutup lima dari sepuluh pabrik yang ada untuk efisiensi. Direktur Produksi dan Supply Chain, Hadi Kardoko, memastikan bahwa hak-hak karyawan akan tetap diperhatikan meski ada PHK”. Berdasarkan hasil analisis, berita tersebut adalah fakta. PT Kimia Farma Tbk (KAEF) berencana mengurangi jumlah pabriknya dari 10 menjadi 5 untuk efisiensi bisnis. Direktur Produksi dan Supply Chain, Hadi Kardoko, mengatakan pengurangan ini bertujuan untuk penghematan biaya dan reorientasi bisnis guna menyehatkan perusahaan. Terdapat kemungkinan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) bagi sebagian karyawan. Namun, terkait jumlah masih proses penghitungan dan tetap akan memenuhi kewajiban perusahaan terhadap karyawan yang terkena PHK. PT Kimia Farma (Persero) Tbk. juga melaporkan kerugian usaha sebesar Rp 1,8 triliun pada 2023, naik dari Rp 126 miliar pada 2022. Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko, Lina Sari, menyatakan kerugian ini disebabkan oleh beberapa faktor operasional.